GELOMBANG MEKANIS
PENGERTIAN
GELOMBANG.
Gejala
mengenai gerak gelombang banyak kita jumpai sehari-hari. Kita tentu mengenal
gelombang yang dihasilkan oleh sebuah benda yang dijatuhkan ke dalam air, sebab
hal itu mudah kita amati.
Di
dalam perambatannya ada gelombang yang memerlukan medium perantara, misalnya
gelombang air, gelombang bunyi. Tetapi ada juga yang tidak memerlukan medium
perantara, misalnya gelombang cahaya dan gelombang elektromagnet.
Di
dalam bab ini dibahas hanyalah gelombang di dalam medium yang lenting yang
disebut : Gelombang Mekanis.
Karena
sifat kelentingan dari medium maka gangguan keseimbangan ini dirambatkan
ketitik lainnya.
Jadi
gelombang adalah usikan yang merambat dan gelombang yang bergerak akan
merambatkan energi (tenaga).
Sifat
umum gelombang , antara lain :
a.
dapat dipantulkan (refleksi)
b.
dapat dibiaskan (refraksi)
c.
dapat dipadukan (interferensi)
d.
dapat dilenturkan (defraksi)
e.
dapat dipolarisasikan (diserap arah getarnya)
Berdasarkan
arah getaran partikel terhadap arah perambatan gelombang dapat dibedakan
menjadi Gelombang Transversal dan Gelombang Longitudinal.
Gelombang
Transversal ialah gelombang yang arah perambatannya tegak lurus
pada arah getaran partikel.
misalnya : gelombang pada tali, gelombang
permukaan air, gelombang elektromagnetik.
Gelombang
Longitudinal ialah gelombang yang arah perambatannya searah dengan
arah getaran partikel.
misalnya : gelombang pada pegas, gelombang
bunyi.
PANJANG GELOMBANG
Bila
sebuah partikel yang bergetar menggetarkan partikel-partikel lain yang berada
disekitarnya, berarti getaran itu merambat. Getaran yang merambat disebut Gelombang
Berjalan.
Jarak yang ditempuh getaran dalam satu periode
disebut Panjang Gelombang ( l ).
Untuk
lebih jelasnya lihat animasi di WWW.Stevanus_fisika.homestead.com
Bila
cepat rambat gelombang V dan periode getarannya T maka :

PERSAMAAN GELOMBANG BERJALAN.

Dari
titik P merambat getaran yang amplitudonya A, periodenya T dan cepat rambat
getarannya v. Bila titik P telah bergetar t detik, simpangannya :

Dari
P ke Q yang jaraknya x getaran memerlukan
detik, jadi ketika P telah bergetar t detik, titik Q baru
bergetar
detik. Simpangan Q saat itu :



Jadi
persamaan gelombang berjalan adalah :

Perbedaan phase antara titik P dan Q adalah :


Bila
getaran itu merambat dari kanan ke kiri dan P telah bergetar t detik, maka simpangan
titik Q :

PEMANTULAN
GELOMBANG BERJALAN.
Titik
P digerakkan ke atas dan kembali ke titik seimbang. karenanya dari P merambat
gunung gelombang menuju Q. Bila Q ujung terikat, ternyata yang dipantulkan
adalah lembah gelombang.
Jadi
oleh ujung terikat gunung gelombang dipantulkan sebagai lembah gelombang, phase
gelombang terpantul berupa setengah. Tetapi
bila Q ujung yang bebas, yang dipantulkan adalah gunung gelombang.
Kesimpulan
: Pada ujung terikat phase gelombang terpantul berubah
, sedangkan pada pemantulan diujung bebas phase
gelombang terpantul tidak berubah.

PERSAMAAN
GELOMBANG STASIONER.
Pada
proses pantulan gelombang, terjadi gelombang pantul yang mempunyai amplitudo
dan frekwensi yang sama dengan gelombang datangnya, hanya saja arah rambatannya
yang berlawanan. hasil interferensi (perpaduan) dari kedua gelombang tersebut
disebut Gelombang Stasioner Atau Gelombang Diam.
PADA UJUNG BEBAS.

Selisih
phase gelombang datang dan gelombang pantul di ujung bebas adalah 0, jadi Dj = 0
Ini
berarti bahwa phase gelombang datang sama dengan phase gelombang pantul. Jika L
adalah panjang tali dan x adalah jarak titik C yang teramati terhadap titik
pantul pada ujung bebas, yaitu titik B. Jika A digetarkan, maka persamaan
simpangan di A adalah

Titik
C yang berjarak x dari ujung bebas B, mengalami getaran gelombang dari :
Gelombang
datang : yaitu apabila A telah bergetar t detik, maka tentulah C menggetar
kurang dari t detik, selisih waktu tersebut adalah sebesar
, sehingga 


dan persamaan di C menjadi :



Gelombang
pantul : Rambatan gelombang telah
menempuh jarak L + x, sehingga beda waktunya menjadi
detik, maka
detik.


Maka
persamaan simpangan di C menjadi :



Hasil
superposisi kedua gelombang adalah : yC = yC1 + yC2 jadi :




Persamaan
di atas dapat dianggap sebagai persamaan getaran selaras dengan amplitudo
dan tergantung dari
tempat titik yang diamati. Dari ungkapan
sebagai amplitudo tidak tergantung dari pada waktu. Oleh
karena pada simpul nilai amplitudo adalah nol dan lagi tidak merupakan fungsi
dari pada waktu (t), maka :






Dengan
ungkapan ini terbuktilah , bahwa jarak simpul ke titik pantul bebas adalah : 

Jarak
antara dua simpul berturutan adalah :


Tempat-tempat
yang menyatakan perut mempunyai harga amplitudo yang maksimal,
jadi
:






Jadi
terbukti pula, bahwa jarak perut ke titik pantul bebas adalah bilangan genap
kali
panjang gelombang atau
.


UJUNG TERIKAT (UJUNG TETAP)
Dititik
pantul yang tetap gelombang datang dan gelombang pantul berselisih phase
, atau gelombang pantul berlawanan dengan phase gelombang
datang
. datang Jadi A digetarkan transversal maka 



Jika
titik C yang kita amati, maka bagi gelombang yang datang dari kiri (gelombang
datang) waktu menggetarnya C, yaitu tC terhadap waktu menggetarnya
A, yaitu tA = t detik berbeda
detik, sehingga
. Jadi :





Bagi
gelombang pantul yang datang dari kanan waktu getar C berselisih
detik dan fasenya
berselisih
, atau p,


sehingga
:


Maka
hasil superposisi gelombang datang dan gelombang pantul oleh ujung terikat
adalah :
yC = yC1 + yC2
Jadi
:




Ungkapan
ini dapat diartikan sebagai
persamaan getaran selaras
dengan amplitudo






Jadi
terbukti pula, bahwa jarak simpul ke titik pantul tetap adalah bilangan genap
kali
panjang gelombang atau
jarak antara dua
simpul berturutan adalah : 



Tempat
perut menunjukkan simpangan yang maksimal, jadi :





Disini
terlihat pula, bahwa jarak perut ke titik pantul tetap adalah bilangan ganjil
kali
panjang gelombang dan harga maksimum simpangan (amplitudo)
gelombang stasioner adalah dua kali amplitudo gelombang yang menimbulkan
inteferensi.

Jarak
antara simpul dengan perut yang terdekat adalah :

Sedangkan
jarak antara dua perut yang berturutan adalah :

PERCOBAAN
MELDE
Percobaan
Melde digunakan untuk menyelidiki cepat rambat gelombang transversal dalam
dawai.
Perhatikan gambar di bawah ini.

Pada
salah satu ujung tangkai garpu tala diikatkan erat-erat sehelai kawat halus
lagi kuat. kawat halus tersebut ditumpu pada sebuah katrol dan ujung kawat
diberi beban, misalnya sebesar g gram. Garpu tala digetarkan dengan
elektromagnet secara terus menerus, hingga amplitudo yang ditimbulkan oleh
garpu tala konstan.
Untuk
menggetarkan ujung kawat A dapat pula dipakai alat vibrator. Setelah terbentuk
pola gelombang stasioner dalam kawat dan jika diamati akan terlihat adanya
simpul dan perut di antara simpul-silpul tersebut. Diantara simpul-simpul itu
antara lain adalah A dan K yaitu ujung-ujung kawat tersebut, ujung A pada garpu
tala dan simpul K pada bagian yang ditumpu oleh katrol. Pada seluruh panjang
kawat AK = L dibuat terjadi 4 gelombang, maka kawat mempunyai l1
=
L. Apabila f adalah frekwensi getaran tersebut, maka cepat
rambat gelombang dalam kawat adalah v1 = f . l1
=
f L


Jadi
sekarang beban di tambah hingga menjadi 4g gram, maka pada seluruh panjang
kawat ternyata hanya terjadi 2 gelombang, jadi : 2 l2
= L l2
=
L sehingga :

v2
= f . l2
=
f L

Kemudian
beban dijadikan 16g gram, maka pada seluruh panjang kawat hanya terjadi satu
gelombang, jadi : l3
= L, maka v3 = f . l3 = f L
Beban
dijadikan 64g gram, maka pada seluruh panjang
kawat hanya terjadi
gelombang, jadi :
l4
= L l4
=2 L sehingga v4 = f . l4
= 2f . L


Dari
hasil pengamatan ini, maka timbul suatu anggapan atau dugaan, bahwa agaknya ada
hubungan antara cepat rambat gelombang dengan berat beban, yang pada hakekatnya
merupakan tegangan dalam kawat. data pengamatan tersebut di atas kita susun
sebagai :
Pengamatan I
|
F1 = g
|
l1 =
![]() |
v1 =
![]() |
Pengamatan II
|
F2 = 4 g
|
l2 =
![]() |
v2 =
![]() |
Pengamatan III
|
F3 = 16 g
|
l3 = L
|
v3 = f . L
|
Pengamatan IV
|
F4 = 64 g
|
l4 = 2 L
|
v4 = 2 f . L
|
Data
di atas kita olah sebagai berikut :






KESIMPULAN 1.
Cepat
rambat gelombang dalam tali, kawat, dawai berbanding senilai dengan akar gaya
tegangan kawat, tali dawai tersebut.
Percobaan
di atas diulang kembali dengan bahan sama, panjang kawat tetap, beban sama
(dimulai dari 16 g gram), hanya saja
luas penampang kawat dibuat 4 kali lipat, maka dapat kita amati sebagai berikut
:
l1’
=
L sehingga v1’=
.f L


v3 = f .L (dari percobaan pertama, dengan
menggunakan 16g gram) maka :

Percobaan
diulangi lagi dengan beban tetap 16 g gram, akan tetapi kawat diganti dengan
kawat yang berpenampang 16 kali lipat (dari bahan yang sama dan panjang tetap),
maka dalam kawat terjadi 4 gelombang, sehingga :
l2’
=
L sehingga v2’=
.f L sehingga : 



Apabila
panjang kawat tetap dan dari bahan yang sama, sedangkan penampang diubah, maka
berarti sama dengan mengubah massa kawat. Kalau massa kawat semula adalah m1,
maka pada percobaan tersebut massa kawat berturut-turut diubah menjadi m2
= 4 m1
dan
m3 = 16 m1. dari data percobaan kedua, setelah diolah
sebagai berikut :




Dari
pengolahan data tersebut dapatlah disimpulkan :
KESIMPULAN 2.
Cepat
rambat gelombang berbanding balik nilai akar kuadrat massa kawat, asalkan
panjangnya tetap.
Percobaan
selanjutnya diulangi lagi, akan tetapi diusahakan agar massa kawat antara
simpul-simpul A dan K tetap, sedangkan panjang AK variabel. Ternyata cepat
rambatnyapun berubah pula, meskipun beban tidak berubah, Kalau jarak AK menjadi
jarak semula yaitu =
L, maka cepat rambatnya menjadi
kali semula, sebaliknya jika panjang kawat AK dilipat empatkan dari AK semula, menjadi 4 L
maka cepat rambatnya menjadi 2 kali cepat rambat semula, asalkan massa kawat
tetap. Dari percobaan ketiga ini dapatlah disimpulkan.



KESIMPULAN 3.
Untuk
massa kawat yang tetap, maka cepat rambat gelombang berbanding senilai dengan akar
kuadrat panjang kawat.
Kesimpulan
(2) dan (3) dapat disatukan menjadi : Cepat rambat gelombang dalam kawat
berbanding terbalik nilai dengan akar massa persatuan panjang kawat.
Jika
massa persatuan panjang kawat ini dimisalkan atau dilambangkan dengan, maka
kesimpulan (1) sampai dengan (3) di atas dapat dirumuskan menjadi :

v = cepat rambat gelombang dalam kawat (tali, dawai)
F = gaya tegangan kawat
m
= massa persatuan panjang kawat
k = faktor pembanding, yang dalam SI harga k = 1.
Satuan
: dalam SI :
F = newton 


EFFEK DOPPLER
Memang benar jika dikatakan,
bahwa frekwensi bunyi sama dengan frekwensi sumbernya. Akan tetapi tidaklah
selalu demikian antara frekwensi sumber bunyi dengan frekwensi bunyi yang kita
dengar. Apabila antara sumber bunyi dan pendengar tidak ada gerakan relatif,
maka frekwensi sumber bunyi dan frekwensi bunyi yang didengar oleh seseorang
adalah sama. Akan tetapi jika antara sumber bunyi dan si pendengar ada gerak relatif,
misalnya sumber bunyi bergerak mendekati si pendengar, atau si pendengar
bergerak mendekati sumber bunyi, atau keduanya bergerak saling mendekati atau
menjauhi, ternyata antara frekwensi sumber bunyi dan frekwensi bunyi yang
didengar tidaklah sama. Suatu contoh misalnya ketika anda naik bis dan
berpapasan dengan bis lain yang sedeang membunyikan klakson, maka akan
terdengar suara yang lebih tinggi, berarti frekwensinya lebih besar dan
sebaliknya ketika bis menjauhi anda, bunyi klakson terdengar lebih rendah,
karena frekwensi bunyi yang didengar berkurang. Peristiwa ini dinamakan Effek
Doppler.
Jadi Effek Doppler adalah
peristiwa berubahnya harga frekwensi bunyi yang diterima oleh pendengar (P)
dari frekwensi suatu sumbner bunyi (S) apabila terjadi gerakan relatif antara P
dan S.
Oleh Doppler dirumuskan
sebagai :

fP adalah frekwensi yang didengar oleh
pendengar.
fS
adalah frekwensi yang dipancarkan oleh sumber bunyi.
vP
adalah kecepatan pendengar.
vS
adalah kecepatan sumber bunyi.
v adalah kecepatan bunyi di udara.
Tanda + untuk vP
dipakai bila pendengar bergerak mendekati sumber bunyi.
Tanda - untuk vP dipakai bila pendengar
bergerak menjauhi sumber bunyi.
Tanda + untuk vS
dipakai bila sumber bunyi bergerak menjauhi pendengar.
Tanda - untuk vS dipakai bila sumber bunyi
bergerak mendekati penengar.
a.
Jika terdapat angin dengan kecepatan va
dan menuju pendengar maka v menjadi (v+va)
b.
Jika angin menjauhi pendengar maka v menjadi (v-va)
-----o0o------
I. CONTOH SOAL
Contoh 1.
Y = 10 sin (3t –
0,25 x) adalah suatu persamaan gelombang transversal, x dan y dalam cm. Carilah
kecepatan gelombang tersebut.
Contoh 2.
Suatu gelombang
transversal mempunyai persamaan :
Y = 10 cos 0,25px sin 3t x dan y dalam cm
Hitunglah
kecepatan gelombang tersebut.
Contoh 3.
Suatu tali
panjangnya 5 m, amplitudo 10 cm, ujung A digetarkan dan ujung B bebas,
kecepatan getar A 4 m/s dan periodenya ½ detik. Titik C terletak 3 meter dari
ujung A. carilah simpangan A dan simpangan C saat A telah bergetar :
a.
½ detik
b.


c.


d.


Contoh 4.
Sebuah sumber
bunyi dari 700 Hz bergerak dengan kecepatan 20 m/s menjauhi seorang pengamat
yang diam. Berapa frekwensi yang di dengar oleh pengamat jika terdapat angin
yang bergerak dengan kecepatan 10 m/s searah sumber bunyi dan kecepatan bunyi 340 m/s.
Contoh 5.
Sebuah pipa organa tertutup panjangnya 80 cm, ditiup dan
menghasilkan nada atas kedua. Berapakah panjang pipa organa terbuka yang dapat
menghasilkan nada atas pertama yang beresonansi dengan nada atas kedua pipa
organa tertutup tersebut.
Contoh 6.
Suatu sumber
bunyi memancarkan energi ke segala arah. Jika jarak sumber bunyi terhadap
pendengar dibuat lebih jauh empat kali jarak semula. Berapakah berkurangnya
taraf intensitasnya ?
TUGAS SOAL-SOAL
1. Ditentukan
persamaan gelombang y = 0,5 sin
p (0,25 x - 100 t)
dimana t dalam detik, x dan y dalam cm, maka tentukanlah :

Amplitudo, Frekwensi,
Panjang gelombang, Periode gelombang dan Kecepatan rambat gelombang.
2. Persamaan suatu
gelombang di sebuah tali diberikan : y = 0,06 sin (8t - 5x) x dan y dalam meter
; t dalam detik Bila massa persatuan panjang tali = 0,01kg/m, tentukanlah :
Frekwensi, Panjang
gelombang, Kecepatan gelombang, Amplitudo dan Tegangan talinya.
3. Sebuah dawai
bergetar, simpangannya sebagai fungsi waktu adalah y = 2 sin 0,16x cos 750 t ,
x dan y dalam cm dan t dalam detik.
Tentukanlah :
a. Amplitudo dan
kecepatan masing-masing komponen penyusun getaran tersebut.
b. Jarak antara
simpul-simpul.
c. Kecepatan
partikel dalam dawai pada posisi x = 5 dan t = 2.10-3 detik.
4. B adalah ujung
terikat dari tali AB yang panjangnya 4 m. A digetarkan dengan amplitudo 3 cm
dengan frekwensi 4 cps, sehingga pada tali terjadi gelombang transversal dengan
cepat rambat 4 m/s. Titik P yang terletak 3
m dari A mempunyai simpangan berapa, jika titik A telah
menggetar 2
detik.


5. Seutas tali yang
panjangnya 12 m, meter. Tali direntangkan sedemikian sehingga ujung A bebas dan
ujung B terikat. Titik C yang letaknya tepat di tengah-tengah tali digetarkan
dengan periode
detik dan dengan amplitudo 25 cm, sehingga baik ke kiri
maupun ke kanan terjadi gelombang transversal dengan cepat rambat 10 m/s. Jika
C digetarkan selama 1 detik, maka tentukanlah :

a. Besar
simpangan titik D dan E yang terletak
meter di sebelah kiri dan

kanan titik C.
b. Amplitudo
titik-titik tersebut.
6. Sepotong kawat
panjangnya 10 meter yang ujungnya bertambat erat, sedang ujung lain digetarkan
terus menerus dengan amplitudo 4 cm dan periode 0,1 detik. Jika cepat rambat
yang terjadi 20 m/s, tentukanlah simpangan titik P yang terletak pada kawat
sejauah 4
meter dari titik pantul.

7. Dawai yang
massanya 0,2 gram dan panjangnya 80 cm, salah satu ujungnya diikatkan pada
sebuah garpu tala yang memberikan frekwensi 250 HZ. Berapa tegangan tali yang
harus diberikan agar tali dapat menggetar dengan empat perut gelombang.
8. Pada percobaan
Melde digunakan garpu tala sebagai sumber getar. Frekwensi yang ditimbulkannya
adalah 365 Hz. tali yang dihubungkan dengannya direntangkan dengan beban 96
gram. Apabila jarak antara dua simpul yang berturutan = 4 cm, maka tentukanlah
:
a.
Cepat rambat gelombang pada tali.
b.
Berapa tegangan yang harus diberikan agar jarak antara dua simpul yang
berturutan menjadi 5 cm.
c.
Berat dari 1 cm tali tersebut, apabila g =980 cm/det2
9. Sepotong dawai
tembaga dengan massa jenis 9.103 kg/m3 yang panjangnya 2
meter dan berpenampang 10-6 m2 mendapat tegangan oleh
suatu gaya sebesar 360 N. Jika dawai dipetik, berapa frekwensi nada atas
keduanya.
10. Sebuah pipa
organa terbuka menghasilkan nada atas kedua sebesar 1500 Hz. Bila cepat rambat
suara di udara 340 m/s. Tentukanlah panjang pipa organa tersebut.
Bila dengan panjang pipa di
atas dijadikan pipa organa tertutup berapakah frekwensi nada atas pertamanya.
11. Sebuah pipa
organa terbuka menghasilkan nada dasar dengan frekwensi 249 cps. Sebuah dawai
yang panjangnya 54 cm dengan gaya tegangannya menghasilkan nada dasar dengan
frekwensi 440 cps. Pipa organa dihembus lebih kuat sehingga dihasilkan nada
atas pertamanya. dawai sekarang diperpendek menjadi 48 cm dengan gaya tegangan
tetap. lalu dipetik bersama-sama dengan hembusan pipa organa tersebut. Berapa
layangan yang terjadi.
12. Sepotong dawai
yang panjangnya 101 cm menghasilkan nada
dasar yang menimbulkan layangan 2 Hz dengan nada dasar pipa organa tertutup
yang panjang pipanya 42,5 cm. layangan hilang bila kawat dui potong 1 cm.
Berapa panjang pipa organa harus diubah, agar tidak terjadi layangan, apabila
dawai tidak dipotong.
13. Sebuah pipa
organa terbuka menghasilkan nada dasarnya dengan frekwensi 170 Hz. Bila panjang
pipa organa terbuka tersebut sama dengan panjang sebuah pipa organa tertutup,
maka berapa frekwensi nada atas pertama yang dihasilkan oleh pipa organa
tertutup ini, bila cepat rambat bunyi di udara 340 m/s.
14. Sebuah pipa
organa tertutup panjangnya 50 cm dan sebuah dawai panjangnya 1 m, kedua dawai
menghasilkan nada dasarnya, dan menyebabkan timbul 2 layangan per detik. nada
dawai lebih tinggi. Kemudian dawai dipotong 66 cm dengan diberi tegangan tetap.
nada yang dihasilkan dawai ini dengan nada atas pertama pipa organa membuat 4
layangan per detik, kini nada pipa organa yang lebih tinggi.
a. Hitung
frekwensi nada dasaar pipa organa dan nada dasar dawai sebelum dipotong.
b. Hitung
kelajuan rambat bunyi dalam udara dan dawai.
15. Sebuah petasan
diledakkan di suatu tempat. Pada jarak 2 meter dari pusat ledakan intensitasnya
= 10-4 watt/m2. Tentukanlah daya ledakan dan intensitas
bunyi pada jarak 20 meter dari pusat ledakan.
16. Dalam suatu ruang
periksa di Puskesmas ada seorang bayi menangis dengan taraf intensitas 80 dB.
Bila dalam ruang tersebut terdapat 10 orang bayi yang menangis bersamaan dengan
kekuatan sama, hitunglah taraf intensitasnya.
17. Hitung
perbandingan intensitas dua sumber bunyi yang mempunyai perbedaan taraf
intensitas = 8 dB.
18. Pada jarak 2
meter sumber ledakan mempunyai taraf intensitas 90 dB. Berapa taraf intensitas
ledakan pada jarak 20 meter.
19. Sebuah kereta api
bergerak dengan kecepatan 72 km/jam mendekati dan kemudian meninggalkan stasiun
(tanpa berhenti di stasiun) dan dengan kelajuan tetap. jika peluit yang
dibunyikan berfrekwensi 440 Hz dan cepat rambat bunyi di udara 340 m/s, maka
tentukanlah perbandingan frekwensi tertinggi dan terendah oleh seseorang di
stasiun.
20. Sebuah garpu tala
frekwensinya 400 Hz digerakkan menjauhi pendengar, dan mendekati dinding dengan
kecepatan 2 m/s. Jika kecepatan bunyi di udara 340 m/s. Berapa pelayangan akan
terdengar perdetik, jika bunyi dipantulkan oleh dinding dan dianggap tidak ada
penyerapan.
21. Suatu bunyi
dengan tingkat kebisingan 75 dB, sedangkan bunyi kedua dengan tingkat 72 dB,
Berapakah tingkat kebisingan bila kedua suara tadi digabungkan.
22. Dua gelombang
bunyi intensitasnya masing-masing 10 dan 500 watt/cm2. Berapa
perbedaan taraf inensitasnya dinyatakan dalam dB jika intensitas ambang 10-12 watt/m2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar